ABOUT US

PT. Bintang Bangun Lestari adalah sebuah Perseroan Terbatas yang bergerak di bidang Engineering dan Construction Specialist untuk Pabrik Kelapa Sawit (Palm oil Mill). Perusahaan industri ini terdaftar dengan akta Pendirian Nomor 43 tertanggal 26 Mei 2015 dan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak asasi manusia Republik Indonesia Nomor AHU-2441000.AH.01.01. Tahun 2015 Tanggal 28 Mei 2015 yang dibuat dihadapan Notaris Silvy Solivan SH.,M.KN, dengan beralamatkan pada Jl. Ir.H.Juanda III Nomor 2B ,RT 009 RW 02, Kel. Kebon Kelapa, Kec.Gambir, Jakarta 10120 dan bengkel kerja (workshop) kampung Ciater RT 009 RW 03 Desa Ciparung Sari, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat.

Services


PORTOFOLIO

AKSES JALAN

JALAN UTAMA DARI PINTU GERBANG DEPAN


JALAN KE JETTY DARI PINTU GERBANG BELAKANG





POS SECURITY DAN PONDASI TIMBANGAN

POS SECURITY

RUMAH DAN PONDASI TIMBANGAN





KANTOR PMKS





GUEST HOUSE, MESS STAFF dan KARYAWAN

GUESS HOUSE dan MESS STAFF

MESS KARYAWAN TYPE D dan E





STATION LOADING RAMP

FRUIT RECEPTION

FBB CONVEYOR

INCLINED FBB CONVEYOR





STATION THRESSER





STATION THRESSER

VERTICAL STERILLIZER

VERTICAL STERILLIZER

BLOWDOWN CHAMBER

STATION PRESS

DIGESTER

COT PUMP

PANEL ST. PRESS

SAND TRAP TANK





JETTY





TANK

REVERSE OSMOSIS TANK.





STORAGE TANK





EFFLUENT TREATMENT POND





LAYOUTS and DESIGNS

CLIENTS

BLOG

  • Menakar Keseriusan Pemerintah Mengurus Sawit


    Dalam beberapa tahun terakhir pemerintah Indonesia, telah mengambil keputusan sektor kelapa sawit menjadi komoditas strategis dan diyakini bakal mendongkrak ekonomi masyarakat.

    Apalagi kini komoditas kelapa sawit telah menjadi saah satu penyumbang terbesar dalam pendapatan devisa negara, menyaingi sektor migas. Diman pada tahun 2018 lalu merujuk data Kementerian Koordinator Perekonomian devisa dari sektor sawit mampu mencapai US$ 21,4 miliar atau setara Rp 300 triliun.

    Lantas, bagaimana kontribusi sawit terhadap peningkatan ekonomi ditingkat daerah? Dalam sebuah kajian yang dilakukan Yayasan Madani, melihat pengembangan perkebunan kelapa sawit yang dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi regional. Dalam kajian mencatat terdapat lima provinsi sebagai penghasil komoditas perkebunan kelapa sawit.

    Kelima provinsi tersebut juga tercatat memiliki rata-rata laju penambahan luas pohon sawit tertanam terbesar di Indonesia pada periode 2011-2017. Adapun provinsi tersebut berturut-turut di antaranya adalah Kalimantan Barat; Riau; Kalimantan Timur; Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara.

    Klaim pemerintah lewat Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin, dalam sebuah konferensi minyak sawit internasional di Bali akhir tahun 2019 lalu menyebut, pembangunan perkebunan sawit mampu mendorong perekonomian dan menumbuhkan sentra-sentra ekonomi baru seperti di Sumatera Utara, Riau, dan Kalimantan. Wapres bahkan mencatat banyak provinsi di Indonesia yang perekonomiannya bertumbuh karena digerakkan oleh sawit.

    Namun, dikala Yayasan Madani mulai melakukan riset mengenai klaim kontribusi perkebunan kelapa sawit terhadap ekonomi regional, ditemukan gambaran yang cukup berbeda dari pemahaman yang ada selama ini.

    Ketika menyandingkan data PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dari kelima daerah tersebut, ternyata pertumbuhan PDRB perkebunan setiap provinsi tidak berbanding lurus dengan ekonomi regional. Misalnya Pada periode 2011-2017, rata-rata kontribusi PDRB sektor perkebunan terhadap total PDRB nasional dapat dikatakan stabil yakni dikisaran angka 13%.

    Namun demikian, faktanya hanya Provinsi Riau dan Kaltim yang menunjukan tren peningkatan PDRB perkebunan yang sebanding dengan laju penambahan luasan sawit tertanam.

    Sementara Sumatera Utara, walaupun mengalami kenaikan, namun cenderung mendatar (tidak terlalu signifikan). Pada dua provinsi lainnya, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, PDRB perkebunan malah menunjukan penurunan yang cukup signifikan.
  • Harga TBS Sawit Riau Periode 4-10 November 2020 Naik Rp 22,79/Kg



    Merujuk hasil dari tim penetapan harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit Provinsi Riau merujuk surat Penetapan Harga TBS Kelapa Sawit Provinsi Riau No.44 periode 04 s/d 10 November 2020, telah menyepakati harga sawit umur 10 - 20 tahun naik Rp 22,79/Kg menjadi Rp 2.115,19/Kg.

    Berikut harga sawit Riau berdasarkan penelusuran InfoSAWIT, sawit umur 3 tahun Rp 1.557,68/Kg; sawit umur 4 tahun Rp 1.688,22/Kg; sawit umur 5 tahun Rp 1.846,11/Kg; sawit umur 6 tahun Rp 1.890,60/Kg; sawit umur 7 tahun Rp 1.964,39/Kg; sawit umur 8 tahun Rp 2.018,76/Kg.

    Sementara sawit umur 9 tahun Rp 2.066,53/Kg dan sawit umur 10-20 tahun Rp 2.115,19/Kg, sawit umur 21 tahun Rp 2.024,78/Kg, dan sawit umur 22 tahun Rp 2.014,55/Kg, sawit umur 23 tahun Rp 2.006,02/Kg, sawit umur 24 tahun Rp 1.920,73/Kg dan sawit umur 25 tahun Rp 1.873,82/Kg. Dimana harga minyak sawit mentah (CPO) ditetapkan Rp 9.594,56/Kg dan harga Kernel Rp 5.068,75/Kg dengan indeks K 88,89%. (T2)
  • Petani Sawit Kecil di Dunia Siap Berkontribusi Pada Capaian Tujuan SDGs



    Sekretariat Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) menyelenggarakan telekonferensi "Smallholders Outreach Program" (SOP) untuk kawasan Asia Pasifik yang diikuti oleh 42 perwakilan dari berbagai asosiasi petani di Indonesia, Malaysia, India, Thailand dan Papua Nugini pada Selasa, 11 Agustus 2020.

    SOP merupakan wadah bagi para petani kecil dari sejumlah negara penghasil kelapa sawit untuk bergabung dalam jaringan CPOPC untuk membahas masalah dan tantangan meraih kesejahteraan dan lingkungan yang berkelanjutan. Dalam diskusi, muncul keinginan para peserta untuk membangun jaringan komunikasi global bagi petani kecil di negara-negara penghasil kelapa sawit untuk berkontribusi mencapai kerangka keberlanjutan yang lebih luas sesuai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals / SDGs) 2030.

    Sejumlah isu yang dibahas dalam kegiatan virtual ini antara lain tantangan pembudidayaan, kewajiban sertifikasi keberlanjutan, serta kampanye hitam dan negatif terhadap kelapa sawit. Perwakilan petani kecil kelapa sawit dari Indonesia, Djono Albar Burhan menyampaikan pendapat tentang peran petani kecil, CPOPC, dan kampanye negative terhadap industri kelapa sawit. “Petani kecil dan CPOPC bisa menjadi tim yang hebat untuk mengatasi kampanye negatif. […] Kalau sawit tidak ada, maka SDGs juga tidak ada,” Kata Burhan yang juga pengurus Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia.

    Perwakilan petani kecil dari Malaysia, Adzmi bin Hassan, menyatakan pandangannya tentang tingginya ketergantungan petani terhadap kelapa sawit sebagai sumber penghidupan dan peran CPOPC. “CPOPC dapat memastikan harga antar negara anggota hampir sama, sebagaimana mereka akan menggunakan standar yang sama (baik MSPO maupun ISPO),” Ujar Sekretaris Jenderal National Association of Smallholders Malaysia ini.

    Perwakilan petani kecil dari India, Chennu Rohith, berbagi praktik baik bagaimana tantangan memanen kelapa sawit di negara ini telah diatasi dengan membuka peluang yang berkelanjutan bagi masyarakat lokal. “Kami memiliki masalah mencari tenaga terampil untuk memanen sawit, jadi kami memberdayakan pemuda setempat dan melatih mereka cara memanen sawit,” katanya dalam keterangan tertulis diterima InfoSAWIT.

    Sementara dalam sambutannya, Wakil Direktur Eksekutif CPOPC Dupito M. Simamora menegaskan peran CPOPC dalam meningkatkan kesejahteraan petani kecil kelapa sawit melalui program seperti SOP. Menurut Dupito, CPOPC bisa menjadi wadah untuk jaringan komunikasi global di kalangan petani kecil sawit agar dapat saling belajar satu sama lain, meningkatkan kesejahteraan petani kecil, mencapai SDGs, serta meningkatkan kapasitas.

    Sementara dalam kata penutupnya, Direktur Eksekutif CPOPC, Tan Sri Datuk Dr. Yusof Basiron menyatakan bahwa, Covid-19 tidak akan berdampak negatif pada produksi minyak sawit, lantaran permintaan terhadap minyak sawit ke depan akan terus meningkat secara global.

    “Kerja sama dan dialog di antara pekebun kecil akan dianggap sangat penting. Suatu hari para pekebun kecil kelapa sawit akan dipandang sebagai pahlawan yang menyediakan pangan untuk dunia,” katanya.

    Dia juga meyakinkan bahwa SOP akan memberikan manfaat bagi petani kecil dan akan digunakan sebagai wadah dialog dan diskusi diantara para petani kecil di tingkat dunia.

    Para perwakilan petani kecil berharap aliansi ini dan CPOP akan fokus dalam menanggulangi masalah stabilisasi harga yang cara mengatasinya menjadi hal di luar batas kemampuan mereka. Menanggapi harapan ini, Tan Sri menekankan bahwa CPOPC akan mendukung upaya-upaya dalam menanggulangi masalah yang dihadapi oleh negara-negara penghasil kelapa sawit seperti perbedaan harga.

    Sekretariat CPOPC telah merencanakan untuk melibatkan para petani kecil lainnya dari kawasan Afrika dan Amerika Latin. Tujuan utamanya adalah memetakan tantangan, harapan, dan solusi-solusi yang memungkinkan untuk meningkatkan kapasitas para petani kecil kelapa sawit dalam mencapai SDGs pada tahun 2030.

    CONTACT US

    Kontraktor Pabrik Kelapa Sawit

    • Street :Jl. Ir.H.Juanda III Nomor 2B RT 009 RW 02, Kel. Kebon Kelapa, Kec.Gambir, Jakarta 10120
    • Phone :+6221 345-8919 / +6221 345-8377 [HUNTING]
    • Email :bintangbangunlestari@gmail.com

    ALAMAT WORKSHOP

    Kampung Ciater RT 009 Rw 03, Desa Ciparung Sari, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat.

    Contact Form

    Name

    Email *

    Message *